Takalar – Kepala Desa Kalukubodo, Abdul Gaffar Rate, mengadakan kolaborasi kegiatan seminar Rancangan Program Kerja (Pokja) Pengabdian Masyarakat Politeknik STIA LAN Makassar Tahun 2025 pada Senin, 8 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi ajang diskusi awal antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam menyusun program kerja yang menyentuh langsung kebutuhan lokal.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai unsur penting desa, antara lain Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Nuraeni Sayuti, S.E., M.Si., Bhabinkamtibmas, Babinsa, Ketua BPD, Imam Desa dan Imam Dusun, Ketua BUMDes, Ketua Karang Taruna, Ketua Lembaga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (LPKK), serta tokoh masyarakat Desa Kalukubodo.
Dalam sambutannya, Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Nuraeni Sayuti, S.E., M.Si., menyampaikan pentingnya peran mahasiswa untuk dapat menyatu dengan masyarakat selama menjalankan program pengabdian. Ia menekankan bahwa mahasiswa harus belajar beradaptasi dan melakukan sosialisasi secara aktif agar kehadiran mereka memberi dampak positif nyata di tengah-tengah masyarakat.
“Mahasiswa ini bagaimana caranya bisa betul-betul berbaur dengan masyarakat. Mereka harus mampu mengidentifikasi kebutuhan desa dan mencari solusi nyata, supaya saat selesai pengabdian, manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh warga,” jelas Ibu Nuraeni.
Adapun bentuk kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa selama masa pengabdian di antaranya adalah pelatihan-pelatihan pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas pengelolaan BUMDes, penguatan UMKM lokal, serta pemanfaatan potensi desa untuk pengembangan ekonomi kreatif. Rancangan program tersebut akan terus disesuaikan dengan kebutuhan yang ditemukan di lapangan.
Kepala Desa Kalukubodo, Abdul Gaffar Rate, dalam sambutannya menyambut baik kolaborasi ini. Ia menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa pengabdian masyarakat dari Politeknik STIA LAN Makassar merupakan kesempatan emas bagi desa dalam mengembangkan kapasitas kelembagaan dan meningkatkan wawasan masyarakat dalam berbagai bidang.
“Harapan kami, mahasiswa ini bisa jadi jembatan antara ilmu yang dimiliki dengan realitas di desa. Apa yang mereka pelajari di kampus bisa diterapkan di sini untuk mendukung program pemerintah desa, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial,” ujar Abdul Gaffar.